Suratkabar dan majalah di Indonesia menyediakan ruang yang
cukup besar setiap hari untuk penulis freelance. Dari data Dewan Pers per tahun
2001, terdapat 564 suratkabar. Jumlah
ini mencakup 305 koran, 132 tabloid dan 127 majalah. Redaksi atau editor suratkabar
memberikan ruang kepada penulis freelance untuk dapat mengisi berbagai
rubriknya. Rubriknya? Kolom opini, rubrik budaya, rubrik cerpen, rubrik resensi
buku.
Seorang penulis freelance dapat mengirim ke redaksi atau
editor suratkabar berupa artikel, karangan opini, cerpen, resensi buku, puisi,
esai budaya, cerita lucu dan surat pembaca. Dari jumlah suratkabar yang cukup
besar itu di Indonesia, tentu saja penulis freelance dapat hidup dari dunia
tulis menulis. Kemudian, dengan berkembangnya dunia maya, berkembang pula
kebutuhan atas tulisan di media online. Tentu jumlah kebutuhan tulisan di media
online semakin besar. Dengan kata lain, hidup dari dunia tulis menulis bukanlah
sebuah kemustahilan. Akan tetapi, pembahasan di sini berkaitan dengan honor
penulis freelance di suratkabar saja.
Ada berbagai sebutan untuk penulis freelance. Sebutan ini di
antaranya penulis lepas, ghost writer, penulis bayangan, penulis hantu atau
copy writer, penulis tamu, content editor atau co-writer (penulis pendamping).
Sebutan itu juga memiliki perbedaan, tetapi tidak akan dibahas lebih lanjut di
sini. Hubungan penulis freelance dan
redaksi suratkabar di atas adalah tanpa ikatan. Penulis freelance akan
diberikan honor per tulisan yang dimuat. Di luar itu, tidak ada ikatan sama
sekali meskipun pihak redaksi dapat meminta tulisan ke seorang penulis bila
dianggap penting sesuai dengan isu terkini yang berkembang.
Besar honor penulis freelance di suratkabar bervariasi. Honor
penulis yang tertinggi di Indonesia masih dipegang redaksi Kompas. Nilai
honornya biasanya di atas 1 juta rupiah. Suratkabar Seputar Indonesia (Sindo)
memberi honor antara 200 ribu rupiah hingga 400 ribu rupiah. Beda lagi kalau
Anda membidik koran daerah. Angka honor pastilah di bawah koran nasional.
Biasanya di sekitar angka 200 ribu rupiah per tulisan. Lampung Post, koran yang
terbit di Lampung, memberikan honor untuk tulisan opini sebesar 200 ribu
rupiah. Tentu angka ini terlihat kecil. Bila Anda rajin menulis, penghasilan
Anda dari tulis menulis ini cukuplah besar. Info lebih lanjut tentang jumlah
honor di sejumlah suratkabar dan majalah dapat lebih digali di antaranya di:
http://semuaguru.blogspot.com/2011/04/alamat-nama-rubrik-dan-jumlah-honor.html#more.
Redaksi setiap suratkabar atau majalah biasanya memberi tengak waktu penerbitan
tulisan Anda. Biasanya tengak waktunya antara satu minggu dan dua minggu. Bila
sudah lebih dari tengak waktu itu, Anda dapat mengirim ke suratkabar lainnya.
Minimal ada tiga tahapan yang seorang penulis freelance harus
perhatikan sebelum menulis. Pertama, kepakaran Anda. Seorang penulis freelance
harus memastikan diri bidang kajiannya di mana. Tidak semua bidang dapat kita
menulis. Dengan demikian, Anda harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Di meja kerja seorang penulis freelance harus tersedia buku-buku standar,
seperti kamus bahasa Inggris Indonesia Hassan Shadiley, Kamus Bahasa
Inggris-Inggris terbitan Oxford, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan buku-buku
bidang kepakaran seorang penulis.
Tentu, pastikan Anda juga memiliki komputer di meja kerja
Anda. Komputer telah menjadi teman setia setiap penulis freelance sekarang.
Memang masih ada penulis yang menggunakan mesin tik. Akan tetapi, untuk
kemudahan lebih baik Anda mulai membiasakan menggunakan komputer atau laptop.
Lebih asyik lagi Anda memiliki sambungan internet. Hal ini akan memudahkan
mencari data dan juga mengirimkan tulisan Anda via email. Redaksi suratkabar
dan majalah biasanya memberikan alamat email resmi untuk penulis freelance
mengirimkan tulisan-tulisannya.
Kedua, seorang penulis harus sering mengunjungi situs media
tempat Anda akan mengirim artikel. Pemahaman atas konten media tempat Anda akan
mengirim tulisan memungkinkan Anda mengetahui berbagai hal, seperti cara
redaksi menggunakan bahasa dan sudut perhatian redaksi, audiens yang media itu
akan tuju atau mengamati artikel opini yang pernah atau sedang terbit di media
itu. Kelihatannya sepele ya. Tetapi, seorang penulis haruslah melakukan itu.
Mengunjungi situs media terkait harus merupakan ritual setiap hari apalagi
setelah Anda mengirim tulisan Anda. Cek recek di kolom opini atau kolom lain di
situs atau suratkabar atau majalah terkait haruslah dilakukan karena tidak
setiap redaksi suratkabar atau majalah akan memberitahukan tulisan Anda telah
dimuat di medianya atau tidak. Yang biasanya memberitahukan tulisan kita akan
dimuat atau dikembalikan adalah suratkabar Kompas, Koran Tempo, Majalah Tempo,
Jawa Post.
Ketiga, buatlah kata pengantar yang baik ketika Anda
mengirimkan tulisan. Berikan keterangan singkat mengenai latar belakang Anda
dan jati diri Anda. Anda menuliskan itu di email Anda ke pihak redaksi.
Pastikan kata yang digunakan itu renyah, bersahabat dan sopan. Jangan lupa,
nomor rekening Anda juga Anda sertakan di dalam CV singkat Anda. Contoh tulisan
itu dapat dilihat di antaranya di:
http://bisnisinvestasisosialaku.blogspot.com/2012/06/jual-tulisan-anda-dan-jadilah-freelance.html.
Demikianlah gambaran singkat mengenai honor tulisan dan media
suratkabar. Semoga Anda dapat semakin rajin untuk menulis dan berkecimpung di
dunia tulis menulis. Jangan lupa pula harus memiliki semangat baja yang tinggi.
Tulisan ditolak, suatu yang umum. Yang tidak umum dan lazim bagi seorang pemula
adalah tulisan Anda dimuat. Ayo terus menulis!
makasih broo infonyaa.. senang membaca info dair anda
BalasHapus