Kamis, 27 September 2012

5 Whys + 1 H



5 Whys adalah sebuah cara mengajukan pertanyaan. Cara ini akan mengeksplorasi hubungan sebab akibat atas sebuah masalah. Tujuan untuk mengajukan pertanyaan itu adalah memastikan akar sebab sebuah masalah.

Contoh:

Contoh berikut memperlihatkan sebuah proses dasar dari cara pengajuan pertanyaan:

Mengapa motor saya tidak dapat distarter (Masalah)

Ajukan pertanyaan di atas:

1. WHy? - Akinya sudah soak. (Why pertama)
2. Why? - Alternator tidak berfungsi (Why kedua)
3. Why? - Alternator belt rusak (Why ketiga)
4. Why? - Alternator belt sudah habis masa produksinya dan belum pernah diganti. (Why keempat)
5. Why? - Saya kurang perhatian atas servis motor saya sesuai yang ditentukan. (Why kelima, sebab utama)

Latar Belakang

Cara pengajuan pertanyaan di contoh di atas dapat dilanjutkan untuk Why berikutnya. Pengajuan pertanyaan ini sudah absah karena "angka lima" di 5 Whys bukanlah azimat. Rumusan 5 Whys ini cukup untuk mengetahui sebab utama sebuah masalah. Kunci utamanya adalah mendorong troubleshooter terhindari dari jebakan asumsi danlogika. Sebaliknya, berupaya mencari rangkaian sebab akibat dari berbagai kemungkinan penyebab masalah. Rangkaian ini memperlihatkan hubungan tertentu dengan sebab awalnya.

Rumusan ini awalnya dikembangkan oleh Sakichi Toyoda. Kemudian rumusan ini digunakan di Toyota Motor Corporation. Ini merupakan unsur kritis latihan pemecahan masalah sebagai bagian induksi di Toyota Production System. Arsitek Toyota Production Syste adalah Taiichi Ohno. Rumusan ini disebut sebagai rumusan 5 Whys.

Kata-katanya sebagai berikut: ". . . . basis pendekatan ilmiah Toyota . . . dengan mengulang-ulang why sebanyak lima kali. Hakekat masalah dan solusinya akan menjadi terang menderang." Rumusan ini digunakan di Toyota dan sekarang digunakan dalam Six Sigma yang terkenal itu.

Kritik

Walaupun begitu bermakna, tetapi rumusan ini bukan tanpa kritik. Rumusan ini merupakan perangkat yang terlalu mendasar untuk menganalisis akar masalah. Yang diperlukan adalah sebab itu tetap. Alasan di balik kritik itu adalah:

- Kecenderungan penyidik untuk berhenti pada simptom bukan pada sebab utama yang paling mendasar.

- Tidak mampu memperoleh informasi di luar pengetahuan peneliti - tidak dapat menemukan sebab di luar yang tidak diketahui.

- Kurangnya dukungan untuk membantu peneliti mengajukan pertanyaan "why" yang benar.

- Hasilnya tidak dapat diulangi - orang berbeda yang menggunakan 5 Whys sampai pada kesimpulan sebab yang berbeda untuk masalah yang sama.

Inil masalah besar karena rumusan ini digunakan melalui proses deduksi semata. Verifikasi on the spot untuk jawaban atas pertanyaan "why" dilakukan sebelum langkah berikutnya. Langkah berikutnya dianjurkan sebagai praktek yang baik untuk menghindari masalah-masalah ini.

Five W

Dalam bidang jurnalisme, Five W (juga diketahui sebagai Five W (dan one H) atau Six W) adalah konsep dalam gaya, penelitian dan penelitian polisi baru. Sebagian besar orang menggunakan rumusan ini. Rumusan ini akan memperoleh "selengkap-lengkapnya" cerita atas sesuatu. Rumusan Five W (dan one H) ini penting. Hal ini harus menjawab daftar pertanyaan dari enam pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari kata pertanyaan:

What?
What?
Where?
When?
Why?
How?

Prinsip rumusan ini adalah setiap pertanyaan harus memberikan jawaban faktual. Fakta ini akan menjadi bagian dari laporan. Kemudian, rumusan pertanyaan ini tidak boleh dijawab dengan jawaban "ya" atau "tidak".

Dalam konteks "news style" laporan berita, Five W adalah jenis fakta yang harus dimuat di "lead" atau di dua atau tiga paragraf pertama berita. Setelah paragraf-paragraf itu, tulisan yang berbentuk eksposisi dimungkinkan.

"Five W" (dan one H) pertama kali diusulkan oleh Rudyard Kipling dalam tulisannya "Just So Stories" (1902). Di puisinya itu berbicara kisah "The Elephant's Child". Bagian pembukaan puisi itu bercerita:

I keep six honest serving-men
(They taught me all I knew);
Their names are What and Why and When
And How and Where and Who

Five W dan H adalah daftar check yang berpengaruh, inspiratif dan imajinatif. Rumusan ini acapkali digunakan di antara para karyawan. Rumusan ini menggunakan pertanyaan dasar dalam bahasa Inggris.

Rumusan pertanyaan ini berguna sebagai daftar check, misalnya:

- Digunakan secara informal sebagai daftar chek cepat yang mudah diingat. Anda dapat mengajukan rumusan ini dengan mudah.

- Mengajukan pertanyaan untuk mengumpulan data selama tahap-tahap awal pemecahan masalah. Anda dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan itu.

- Membuat pertanyaan yang mendorong membuat gagasan atau pertanyaan baru.

- Membuat kriteria.

- Memerika rencana.

Akan tetapi, jawaban atas pertanyaan 5W 1 H adalah memperoleh fakta daripada tindakan atau masalah.

- Misalnya, jawaban atas pertanyaan "Who yang melakukan perbuatan X?" dapat berupa jawaban "Janet'. Penggunaan jawaban ini di dalam konteks pemecahan masalah, Anda butuh jenis pertanyaan lainnya.

- Misalnya "OK - Apabila Janet melakukan perbuatan X, dengan cara WHAT kita dapat memungkinkan Janet melakukan itu dengan lebih mudah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar