Jumat, 11 Februari 2011

Dialog dalam Cerpen

Cerpen terasa kering bila Anda tidak memasukkan unsur dialog atau percakapan ke dalam cerpen. Unsur dialog acapkali menghidupkan suasana dalam cerpen. Apabila terlalu banyak unsur deskripsi dalam cerpen, maka kesan yang ditangkap pembaca yang budiman menjadi kurang utuh dan terpotong-potong. Hal ini seperti gambar-gambar dalam film kartun tetapi tanpa ada dialog di antara para tokoh. Cerpen yang baik adalah cerpen yang dapat memasukkan unsur dialog dalam bagian-bagian babak di dalamnya.

Dialog berlangsung di antara para tokoh di dalam cerpen. Dialog itu dapat berbentuk tuturan mengenai dirinya sendiri, mengungkapkan perasaan, pikiran dan keinginannya secara langsung. Dialog antar tokoh juga dapat bertutur tentang orang lain, situasi dan keadaan yang ada. Yang harus dipastikan adalah kata-kata dalam dialog itu harus utuh dan asli. Anda harus mengusahakan percakapan itu berlangsung sealamiah mungkin. Jangan membuat isi percakapan itu aneh dan kurang menarik.

Mengapa dialog atau percakapan itu kurang menarik? Bisa terjadi Anda menulis cerpen dengan percakapan tokoh-tokoh itu terlalu panjang. Rubahlah kalimat-kalimat panjang itu. Penggallah menjadi kalimat yang pendek tetapi memiliki makna. Pastikan feeling Anda memainkan peran itu apakah dialog yang Anda buat sudah menarik atau menjemukan saja. Bila menjemukan, coret saja!

Dialog kurang menarik dapat juga disebabkan karena isi dialog menjemukkan. Jangan lupa dengan pembahasan lain di tulisan saya bahwa apapun yang dituturkan dalam cerpen harus menuju titik klimaks. Pastikan secara naluriah Anda menyadari dialog yang Anda kembangkan itu menjemukan atau menarik, melelahkan pembaca yang budiman atau mengesankan.

Jangan pula Anda menyalin percakapan sehari-hati karena itu juga membosankan. Potonglah dialog itu dan ambil fragmennya yang menarik saja. Yang juga dapat membuat bosan adalah redundansi atau pengulangan dari bentuk narasi ke bentuk dialog.

Berikutnya pula, hindari unsur yang biasa dalam dialog. Jadi, dialog harus muncul unsur kejutan dan hal yang aneh sehingga dia menarik. Unsur kejutan dan hal yang aneh disusun dari unsur dialog yang berisi percakapan biasa-biasa saja. Caranya, Anda sebagai penutur akan lebih tahu mengungkapkannya. Yang juga penting adalah memasukkan bahasa tubuh dalam dialog itu. "Sana pergi!," kata Budi sambil matanya menyorot tajam dengan garang.

Dengan kata lain, dialog dalam cerpen hukumnya wajib. Anda sebagai penutur harus berani merubah deskripsi atau narasi yang berlebihan dalam cerpen Anda. Bisa jadi Anda akan merubah deskripsi atau narasi itu menjadi dialog atau sebaliknya. Unsur dramatisasi menjadi persyaratannya. Bila semua sudah diperhitungkan dan dijalankan, selanjutnya terserah Anda! Jadi teruslah untuk berlatih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar