Siapakah
juru dakwah itu? Pertanyaan ini muncul dari kegalauan ummat melihat beragamnya
perilaku juru dakwah itu. Ummat ini galau karena perilaku mereka dianggap tidak
sesuai dengan tuntutan dan tuntunan dakwah . Keberadaannya membuat problematika
ummat semakin kompleks. Fenomena juru dakwah sekarang ini dari ustadz
"ngepop" hingga ustadz yang keberadaannya menimbulkan masalah dan
permusuhan di masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat sedang mencari sosok
juru dakwah yang dapat menjadi suri tauladan di dalam kehidupan.
Sebelum
pembahasan, lebih baik kita memperjelas siapakah juru dakwah itu? Juru dakwah
adalah orang yang menjadi perantara untuk menyampaikan tujuan dan maksud Al
Qur'an kepada manusia agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa.
Interaksinya dengan Al Qur'an menjadi sebuah keharusan. Hal ini diikuti dengan
perubahan perilaku, perubahan pemikiran, perubahan perasaan dan perubahan yang
nilai-nilai Al Qur'an, aturan syari'ah dan prinsip-prinsip Islam kehendaki. Dia
menghadirkan Allah subhana wa ta'ala dalam hidupnya. Bukan sebagai objek yang
setiap waktu ditinggalkan dan memilih tujuan lain dari tujuan Allah subhana wata'ala.
Dengan kata
lain, seorang juru dakwah adalah seseorang yang hidup sesuai apa yang
disampaikannya kepada ummat atau pendengarnya. Apapun yang dia sampaikan sudah
dia amalkan dalam kehidupannya. Tidak ada pertentangan antara hati nurani dan
ucapannya. Apabila ada yang mempertanyakan dirinya dan perilakunya yang tidak
sesuai dengan keislamanan itu sendiri, maka didengarkanlah hujatan itu dan
selaraskanlah perilakunya . Sensitifitas untuk merubah perilakunya bahkan dapat
menembus ucapan yang tidak keluar dari mulut mereka. Hidup seorang juru dakwah
seperti ini adalah memberi, memberi dan memberi. Seperti sebuah pohon mangga
yang berbuah lebat dan akan memberi buahnya kepada mereka yang melemparinya.
Adakah orang
seperti ini? Pastilah ada. Mungkin secara kuantitas tidaklah banyak. Tetapi,
kehadirannya di masyarakat sangat dinanti-nantikan dan perginya seorang juru
dakwah dari satu lingkungan masyarakat dirasakan sebagai kehilangan bagi
masyarakat tersebut. Seorang juru dakwah seperti ini akan selalu memberikan
makanan rohani yang menyehatkan jiwa dan fisik. Orang akan terus menerus
mendatangi mereka. Orang akan meniru perilakunya seperti apa yang diajarkan
para juru dakwah ini.
Juru dakwah
seharusnya pula memahami kondisi masyarakatnya. Dia tidak akan menyampaikan
sesuatu apapun dari ayat Al Qur'an atau hadits yang masyarakat belum siap
menerimanya. Kontroversi, penolakan dan pertengkaran antara seorang juru dakwah
dan anggota masyarakat karena satu tema pembahasan haruslah dihindari. Dengan
kata lain, juru dakwah haruslah mengetahui tema bahasan apa yang dapat diterima
dan mana yang belum. Seorang juru dakwah sebaiknya selalu membuka keluh kesah
masyarakat. Dengan dialog banyak pelajaran yang didapat.
Salah satu
tema bahasan yang kontroversial adalah masalah politik. Seorang juru dakwah
harus berhati-hati tidak menyinggung masalah ini. Bila harus membahas tema
politik, maka berpikir berkali-kali untuk memastikan tingkat penerimaan
masyarakat atas tema bahasa itu. Misalnya, ketika sedang diselenggarakan
pemilukada maka seorang juru dakwah tidak membicarakan tema ini atau tidak
menyebutkan dukungan dirinya pada seorang calon. Ditakutkan salah satu atau
banyak anggota masyarakat yang mendengar ceramahnya pendukung calon lainnya.
Ingatlah pepatah: "Mulutmu
harimaumu".
Salah satu
pelajaran yang dapat diambil dari suri tauladan kehidupan Rasulullah adalah
orang-orang yang tidak sukai dan bermusuhan dengan beliau karena alasan
keimanan dan aqidah. Ketika seorang juru dakwah dimusuhi karena keimanan, maka
dia sudah tepat berdiri. Tentu, orang yang memusuhi juru dakwah itu memiliki
maksud ideologis. Ketika seorang juru dakwah dihadapi dengan masalah ini, tidak
ada kata lain selain maju terus pantang mundur.
Pelajaran
yang dapat diambil di sini adalah tanamkan lima hal yang mendasar dalam dakwah
anda. Ajarkanlah Allah itu tujuan kami (Allahu
goyatuna), Rasulullah SAW itu teladan kami (Ar rasul qudwatuna), Al Qur'an landasan hukum kami (Al Qur'an Dusturuna), Jihad itu Jalan Kami (Al Jihad Sabiluna), Mati syahid adalah cita-cita kami tertinggi (Asy Syahid umniyatuna). Rasa cinta yang
mendalam atas tujuan pelajaran ini menjadikan anggota masyarakat mencintai
Islam dan agamanya dengan sebenar-benarnya cinta karena alasan ideologis dan
membenci karena alasan ideologis pula.
Semoga
engkau dapat menemukan seorang juru dakwah sejati semacam itu! Berdirilah
bersamanya menegakkan kalimatullah di atas bumi ini. Janganlah ragu untuk
mengatakan kebenaran ini. Kemudian, katakanlah pula kebenaran ini di depan juru
dakwah yang menyimpang dan jauh dari cita-cita dakwah ini. Meskipun, juru
dakwah itu pernah berada bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar