Sabtu, 11 Juni 2011

Teknis Menulis Artikel

Menulis itu ibarat naik motor, maka berlatihlah terus. Sebagai sebuah keterampilan, Anda harus menulis artikel dari waktu ke waktu tanpa henti. Berkaitan dengan menulis artikel di media massa, pertama berkaitan dengan cinta membaca untuk dapat menyelami pemikiran-pemikiran baru. Artikel membutuhkan pandangan dan pemikiran orang di sebuah buku, artikel atau makalah ilmiah yang dapat memperkaya khasanah tulisan Anda. Setelah membaca, catatlah ide dan pemikiran tokoh di atas. Yang harus diingat, pemikiran orang lain itu hanya sebagai pendukung argumentasi di artikel Anda.

Kemudian, Anda harus rajin mengkliping artikel yang pernah dimuat di media massa, penelitian ilmiah tentang berbagai hal dan tema tulisan. Hal ini menghindari kebuntuan (writer's block) dan kehabisan bahan mentah untuk mendukung argumentasi.

Ketiga, membaca rubrik opini. Rubrik opini itu ibarat ladang dengan kharakteristiknya sendiri-sendiri. Kharakteristik itu berkaitan dengan tema-tema, gaya tulisan dan selera media massa. Media biasanya memiliki situs internet dengan akses atas opini secara bebas dan gratis. Bacalah 10 atau 15 opini sekaligus dalam satu hari.

Keempat, membaca tajuk rencana. Anda dapat menemukan tajuk rencana di halaman opini. Tajuk rencana berisi alur berpikir, pendapat dan visi sebuah media tentang berbagai pemberitaan. Aspek kelima berkaitan dengan adanya buku sakti yang berisi data, informasi, pemikiran tokoh atau rangkuman buku-buku yang telah dibaca. Buku ini memudahkan Anda untuk menulis kapan dan di mana saja berbekal buku tersebut. Buku sakti ini akan membantu aspek administrasi dan manajemen karier kepenulisan Anda sehingga karir kepenulisan Anda lebih optimis untuk tercapai.

Tahap berikutnya berkenaan dengan tahap penulisan dan tahap pengiriman tulisan. Tahap penulisan terdiri dari menentukan gagasan utama, membuat gagasan utama, membuat judul yang menarik, memfokuskan pada maksud gagasan, memilih model P-D-K atau P-S-P, menjelaskan benang merah, menentukan sikap penulis, menghindari istilah rumit dan menentukan sasaran tembak. Dua tahap terakhir berikutnya berkaitan dengan mempertanyakan atau menggugah dan editing.

Pada tahap menentukan gagasan utama, Anda mencari tag utama untuk tulisan Anda beserta alasan dan argumentasi baik tempat dan kapan kejadian itu terjadi serta dampak dari aspek kebijakan, kritik terhadap pemerintah, alternatif kebijakan dan sebagainya.

Berkenaan dengan membuat judul, Anda dapat mencari judul yang dapat menjadikan perhatian redaktur dan pembaca sekaligus seperti judul tulisan Indra Jaya Piliang tentang kasus dugaan penipuan yang menimpa Jarwo Kuat (JK) Wapres di acara televisi republik mimpi, yaitu "Matinya Mimpi Republik." Setelah judulnya bagus, Anda harus fokus pada maksud gagasan di tulisan Anda. Jangan ngalor ngidul. Jangan ruwet dengan tidak jelas arah tulisan. Jangan banyak basa basi dengan tidak konteks. Jadi, Anda menulis satu tema saja.

Aspek tahap penulisan berkaitan dengan memilih model P-D-K atau P-S-P. Konsep ini berarti Pendirian-Dukungan-Kesimpulan (P-D-K) dan Pendapat-Sanggaha-Pendirian (P-S-P). Ketika menggunakan konsep-konsep ini, artikel Anda akan mudah ditulis termasuk dukungan atau sanggahan dengan bahan dari pemikiran atau penelitian yang sudah disiapkan sebelumnya. Anda harus yakin konsep-konsep ini membuat tulisan Anda lebih meyakinkan, berbobot dan dapat diterima khalayak pembaca.

Aspek berikut ini, penulis kurang memahaminya, yaitu menjelaskan atau menarik benang merah. Disarankan berupa meramu dua unsur sekaligus, yaitu referensi dan ketajaman analisis yang akan menghasilkan benang merah pemikiran kritis. Tanda Anda menarik benang merah yang kuat adalah pembaca akan manggut-manggut.

Berkenaan dengan sikap menulis di sebuah artikel adalah Anda harus membuat sikap tegas yang diambil ketika pro atau kontra terjadi, sehingga pembaca dapat membuat identifikasi dan kekhasan tersendiri dari tulisan Anda.

Di sebuah artikel, hindari istilah-istilah yang rumit karena akan membebani pembaca. Gantilah istilah-istilah itu dengan yang lebih umum, seperti abrasi dengan pengikisan, signifikan dengan berpengaruh besar, urgen dengan penting.

Yang tidak kalah pentingnya pula adalah menentukan sasaran tembak berupa argumentasi yang jelas dan kuat atas nama dan pemikiran yang dianggap salah. Inilah teknik beradu argumentasi (melatih perang pemikiran) dan merangsang dan memaksa Anda untuk terus menulis dalam wacana pro-kontra.

Yang tidak kalah penting pula adalah mempertanyakan atau menggugah agar pembaca berkesan. Tulisan Anda akan berkesan mendalam kepada pembaca, seperti "Akankah hakim berani memutuskan Soeharto bersalah?" atau "Semoga masa depan sepakbola kita bisa maju tanpa kekerasan."

Aspek terakhir dari tahap penulisan adalah editing. Anda harus melakukan evaluasi dan koreksi dengan mengedit tulisan sebelum Anda kirimkan. Editing ditujukan pada cara logika berpikir di tulisan Anda dan memperbaiki aliran gagasan dengan kalimat-kalimat yang pembaca dengan mudah memahaminya. Editing juga berkaitan dengan EYD dan gaya tulisan yang indah, gurih dan enak dibaca.

Berkenaan dengan tahap pengiriman, ketahuilah email redaksi surat kabar terkait, sertakan selembar kertas kata pengantar, menyertakan biodata plus nomor rekening untuk pembayaran tulisan Anda bila dimuat.

Resume ini dari tulisan Teknik Menulis Artikel dari *Penulis Lepas. CEO Komunik@ta Network (Kanetwork)



Contoh: Pola Pendirian-Dukungan-Kesimpulan (P-D-K)

A (pembuka) Banyak pejabat bekerja di kantor diiringin kepusingan. (pendirian) Pemecahan masalah ini ialah dengan memperbaiki cara kerja. Pertama (dukungan I) dengan melaksanakan pola penggolongan (penjelasan), yaitu kegiatan mengelompokkan berbagai hal dalam golongan tertentu menurut keperluan praktis. Misalnya penggolongan rencana kerja, hal yang sedang ditandatangani, dan urusan yang sudah selesai. Surat dan berkas, buku, dan dokumen perlu digolong-golongkan. (peralihan) Agar dapat bekerja dengan efisien, (dukungan II) hal yang penting yang harus dilakukan ialah mencatat informasi, alamat, dan nomor telepon yang penting-penting serta nama relasi (peralihan) Di samping itu, (dukungan III) masih ada cara lain yaitu dengan membuat program (penjelasan). Setiap pejabat hendaknya merencanakan suatu program kerja yang berlaku untuk jangka waktu tertentu, mengatur dan memerinci langkah yang akan dikerjakan. Dengan kata lain, program meliputi program kerja, langkah kerja, dan cara kerja. (peralihan) jelaslah kiranya agar ketegangan mental dapat dicegah, (kesimpulan) cara kerja harus diperbaiki dengan mengikuti pola tertentu, seperti telah diterangkan di atas.

Paragraf A dapat dibuat kerangka sebagai berikut:

P : kepusingan kerja dapat diatasi dengan cara kerja
D1 : melaksanakan penggolongan kerja
D2 : mencatat hal yang penting
D3 : membuat program kerja
K : dengan 1, 2, 3 kepusingan kerja dapat diatasi dengan mudah


Contoh: Pola Pendapat-Sanggahan-Pendirian (P-S-P)

Menulis dengan pola PSP berdaya guna untuk menyerang dan menyanggah pendapat orang lain yang tidak disetujui. Menyanggah pendapat orang lain sekaligus mengemukakan pendapat sendiri. Setelah mengemukakan sanggahan, Anda menarik kesimpulan yang menegaskan pendirian Anda.

B (pendapat) Sudah menjadi anggapan umum bahwa dengan bekerja sama akan berhasil lebih baik. (peralihan) Akan tetapi, kenyataannya tidak selalu benar. (pendirian) Kalau dua orang bekerja sama, sering timbul bahaya, satu pihak menghambat pihak lain. (peralihan) Mengapa? (sanggahan I) Makin kuat kepercayaan mereka satu sama lain, makin besar kemungkinan mereka secara sadar berkata dalam hati "Buat apa aku susah payah memikirkan? Dia toh akan menemukan pemecahannya." (penjelasan). Kalau begitu, jelas ide-ide kreatif tidak akan muncul dalam kerja sama. Dan menggantungkan diri pada mitranya. (peralihan selanjutnya). Sebagai akibatnya, (sanggahan II) sikap seperti ini menunjukkan tiadanya kesungguhan. (penjelasan tanpa kesungguhan mustahil kita dapat menemukan pemecaan masalah. (peralihan) Sebagai akibatnya, (sanggahan III) gagasan kreatif tidak akan datang. (penjelasan) Padahal, untuk berpikir kreatif membutuhkan gagasan yang kreatif pula. (peralihan) Jadi, (kesimpulan) kerja sama tidak selamanya dapat membangun kreativitas, justru sebaliknya, ada bahay saling menghambat daya cipta.

Jika paragraf B dibongkar menjadi kerangka kerja,
P : kerja sama itu baik
S1 : saling menggantungkan pada rekan kerja
S2 : tidak ada kesungguhan.
S3 : kreativitas tidak muncul

Pada tingkat artikel berpola PSP, kerangka artikelnya sebagai berikut:
1. Pengantar paragraf; pendapat orang yang ditentang, pendirian
2. Paragraf tubuh artikel; paragraf-paragraf PSP
3. Paragraf penutup; pendapat orang yang tidak disetujui penulis, rangkuman pendirian-pendirian penulis, penegasan kembali pendirian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar