Sebelum mencari bahan tulisan, seorang penulis (wartawan, penulis cerpen atau apalah sebutan lainnya) akan menentukan angle atau sudut pandang berita di lapangan. Dia juga harus membuat angle beritanya dalam pola piramida terbalik dan menerapkan konsep 5W plus 1H. Ritual ini menjadikan tulisannya mempunyai nilai berita.
Angle atau sudut pandang tulisan di lapangan dapat berkembang dan berbeda dari yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam dunia jurnalisme hal ini wajar adanya. Syarat perubahan ini yaitu angle berita itu harus lebih menarik.
Angle atau sudut pandang berita ini kemudian ditulis dalam pola piramida terbalik dan 5W plus 1H. Kedua hal itu penting karena konsep 5Wh plus 1H akan menentukan data dan informasi yang ditulis itu sangat perlu, perlu, kurang perlu dan semakin tidak perlu. Dengan piramida terbalik, konsep 5W plus 1H akan mudah dipangkas pihak redaktur.
Berita di surat kabar haruslah padat dan informatif. Sebaliknya berita di surat kabar menolak hal yang bertele-tele, mengulang-ulang atau berputar-putar. Hal ini biasanya dikenal dengan istilah redundansi.
Di konsep piramida terbalik, Anda harus menulis "lead" atau "teras berita." Hal ini biasanya sebanyak satu atau dua paragraf. Anda menempatkan hal yang padat dan penting di bagian ini. Data-data penting lain pada paragraf-paragraf berikutnya. Penjelasan tambahan dan informasi lain di bagian berikutnya lagi.
Apa yang penting, padat dan penjelasan di piramida terbalik dituangkan dalam konsep 5W plus 1H. Konsep 5W plus 1H adalah What, Who, When, Where, Why and How. Untuk memudahkan pembahasan ini, penulis membongkar tulisan di Majalah Tempo edisi 12 Juni 2011 dengan judul artikel Calon Anggaran: Buka Kartu Calon Anggaran.
Anda akan lihat di antara konsep 5W plus 1 H di atas yang terpenting adalah What atau apa yang akan Anda tulis atau tema apa yang Anda ingin ungkapkan di sebuah artikel. Konsep 5W plus 1H adalah unsur berita utama. Unsur berita itu harus diolah sedemikian rupa di dalam sebuah artikel. Meskipun di sebuah kalimat tidak semua unsur 5W plus 1H akan dimasukkan. WHAT dalam artikel di Majalah Tempo adalah praktek bagi-bagi anggaran negara di Dewan Perwakilan Rakyat.
Karena artikel di majalah itu sebuah feature, Anda tidak heran untuk membaca artikel feature itu secara dramatis. Hal yang penting diletakkan pada bagian lead, yaitu ancaman pembunuhan atas Wa Ode Nurhayati, politisi PAN yang membuka soal calon anggaran di DPR melalui sebuah talk show di sebuah televisi berita nasional.
Dari informasi Anggota Dewan Wa Ode Nurhayati, ada surat pemimpin DPR yang dikirim ke Menteri Keuangan. Surat pemimpin DPR ini merupakan isyarat adanya permainan terselubung. WHAT praktek bagi-bagi anggaran negara dilanjutkan dengan WHAT lain yang terkait, seperti Wa Ode Nurhayati dilaporkan ke Badan Kehormatan DPR, surat yang ditanda-tangani. WHAT ini diberi klarifikasi dari berbagai sumber berita.
WHAT itu bisa mempunyai banyak nilai berita. What itu akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. What akan dijelaskan dengan nilai berita tambahan yang menarik pembaca, yaitu WHO atau siapa tokoh yang Anda hidupkan menjadi tokoh utama di WHAT di atas. WHO bisa lebih dari satu. WHO ini harus digali sedemikian rupa agar pembaca tertarik untuk membacanya. Fungsi angle atau sudut pandang berita memainkan peranannya apakah Anda akan memunculkan WHO di dalam artikel Anda itu.
Selain itu, WHAT di atas dapat diturunkan menjadi beberapa WHAT terkait sepanjang WHAT lain saling bertaut dan mendukung WHAT utama. WHAT praktek bagi-bagi anggaran negara didukung dengan WHAT-WHAT lainnya. Yang penting WHAT-WHAT itu tidak membat
Di sini, WHO harus memiliki hubungan yang erat dengan WHAT. Bila pembaca belum mengenal WHO, tugas Anda memperkenalkannya dengan mengambil angle yang menarik untuk dibaca oleh pembaca.
WHEN adalah waktu kejadian WHAT. When akan menjadi penting. Pembaca akan memiliki informasi tentang kejadian WHAT itu melalui WHEN. Jadi, ada imajinasi yang dibangun oleh pembaca dari WHEN ini.
Kemudian, WHERE adalah tempat kejadian WHAT. Tempat kejadian dari WHAT itu bermakna. Tanpa WHERE, WHAT akan kurang berarti... (cari contoh)....
Anda juga harus mengingat pula peran WHY dan HOW di dalam unsur berita. Anda akan membangun nilai berita sebuah artikel tepatnya melalui WHY dan HOW. Karena WHY merupakan sebuah pernyataan mengapa terjadi dengan WHAT. Anda harus mengupasnya melalui berbagai sudut pandang berita. Kemudian, HOW adalah pertanyaan tentang bagaimana WHAT terjadi, bagaimana proses, seluk beluk dan berbagai hal tentang WHAT itu terjadi.
Dengan kata lain, unsur berita 5W plus 1H akan membuat pembaca mendapatkan informasi yang menarik, lengkap, bermakna, penting dan menyegarkan. Akurasi data dalam unsur berita di 5W plus 1H harus dapat diandalkan dan dapat diverifikasi. Secara utuh, nilai berita dari sebuah artikel terwujud.
Anda dapat menerapkan hal ini dalam berbagai jenis tulisan. Tulisan Anda akan lebih bermakna, terfokus dan menarik. Anda harus yakin dapat mencapai nilai berita yang paripurna dengan menggunakan kalimat sederhana. Tulisan yang enak dibaca tidaklah harus membuat pembaca berkernyit dan bingung. Bila semua sudah terwujud, Anda siap menjadi seorang penulis profesional. Anda tinggal terus berlatih menulis, menulis dan terus menulis!
Selasa, 14 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar