Salah satu unsur cerpen adalah plot. Secara bahasa, plot berarti alur cerita. Menurut Aswendo Atmowiloto, plot adalah sebab akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan gagasan dasar. Jakob Sumardjo memisalkan plot antara arti plot sebagai Raja mati dan plot sebagai raja mati karena sakit hati. Dapat disimpulkan bahwa plot atau alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang terjalin dalam bentuk hubungan sebab akibat yang bermakna dalam cerita.
Rangkaian peristiwa itu wajib hukumnya membangkitkan pertanyaan-pertanyaan pembaca atau perhatian dan keingintahuan pembaca dan menuntun ke arah penyelesaian yang meyakinkan. Di dalam plot, tujuh unsur cerpen ditata dengan apik. Unsur cerpen itu mencakup karakter, dialog, adegan, point of view, setting atau latar belakang cerita, tema, pembuka yang menarik.
Di dalam plot, ada unsur dramatis yang berupa peristiwa-peristiwa yang merupakan peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Peristiwa berarti harus banyak dan berfungsi untuk membangun plot. Ada sebuah tulisan yang membedakan peristiwa-peristiwa itu sendiri. Ada peristiwa yang berupa fungsional, kaitan dan acuan. Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang sangat mempengaruhi pengembangan plot dan menjadi inti cerpen. Bila dihilangkan, peristiwa di cerpen itu tidak logis. Ada lagi peristiwa kaitan, yaitu peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa fungsional dalam pengurutan penyajian cerita. Peristiwa kaitan tidak mempengaruhi perkembangan plot, tetapi hanya sebagai penyeling. Bila dihilangkan, peristiwa kaitan tidak merusak logika cerita. Kemudian, peristiwa acuan adalah peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung berhubungan dengan plot, tetapi lebih berkaitan dengan unsur-unsur lain seperti perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang tokoh sebelum terjadi peristiwa penting.
Konflik dalam plot juga mempengaruhi perkembangan tokoh dan tujuan tema cerpen tersebut. Konflik dapat berupa internal dan eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita, di dalam diri manusia atau manusia lawan dirinya sendiri. Penggalian konflik internal acapkali penting untuk mengungkapkan tokoh protagonis itu sendiri. Ada lagi konflik eksternal yaitu pertentangan yang terjadi antara manusia dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Hal ini dapat berupa antara manusia dengan alam atau konflik sosial antar manusia yang berupa manusia lawan manusia atau manusia lawan masyarakat.
Plot sendiri dapat diceritakan menurut urutan kronologis waktu atau flashback atau di tengah peristiwa tanpa adanya penjelasan satupun. Biasanya perkembangan plot mengacu pada penjelasan Aristotle yang dinyatakan pada 350 BCE dan Freytax. Struktur plot Freytag menambahkan peristiwa menaik (rising action atau komplikasi) dan peristiwa menurut pada struktur plot tersebut. Di dalam struktur plot Freytax ada lima unsur (eksposisi, peristiwa menaik, klimaks, peristiwa menurun dan resolusi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar