Sabtu, 30 Oktober 2010

Ancaman Merapi Meluas

Yogyakarta - Setelah letusan hari Selasa lalu (26/10), empat kali Merapi mengeluarkan campuran debu dan pasir serta awan panas ke arah tenggara, selatan, barat daya dan barat. Ini semua terjadi pada pukul 08.40 dan 08.50 .

Awan panas (wedhus gembel) meluncur ke arah Kali Gendol dengan kecepatan 300 kilometer per jam. Awan panas juga ke arah barat atau ke arah Magelang. Desa-desa di Magelang mendapatkan semburan debu vulkanik.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana, Kementerian EDSM, Surno mengindasikasi dari tanda-tanda ini terjadi perubahan pola di Gunung Merapi. Jangkauan wedhus gembel sudah hingga 8 kilometer dari sebelumnya hanya 6 kilometer. Hal ini disebabkan energi letusan naik tiga kali lipat.

Karena aktifitas Merapi ini, pemerintah mempertimbangkan relokasi warga lereng Gunung Merapi. Kata Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, relokasi ini bagian dari tahap rehabilitasi pasca tanggap darurat. Hal ini berupa rencana ulang tata ruang di lereng Merapi.

Sekarang ini pemerintah disarankan melakukan pelatihan mitagasi. Hal ini berupa penyediaan modul tentang masalah Merapi, ancamannya, bagaimana merembuk protap di desa dan memetakan desa-desa.

Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X agak menolak usulan tersebut. Sebaliknya Pemerintah Kabupatan Magelang akan menghapus desa-desa yang rawan terkena bencana Merapi. Semua itu menunggu rekomendasi ahli gunung api tentang maksud penghapusan desa dan relokasi desa tersebut. //Koran Tempo, Sabtu 30 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar